Rabu, 10 Agustus 2016

Asi Mbojo Museum : The lost Kingdom

Kapan terakhir kali kamu ke Pantai ? Atau mungkin Gunung?
Well, para traveler mungkin akan menjawabnya bulan lalu, atau bahkan mungkin minggu lalu..
But, Did you still remember when was the last time you went to the museum?
Well, Iam pretty sure that the answer is going to be like~ "very long...long time ago..."
Terinsprirasi dari perjalanan tim RoFA Kompas Tv di dataran timur nusantara ini..
Kenapa kita, para travelers tidak beristirahat sejenak sambil menapak tilas sejarah kita yang banyak dilupakan di kota Bima ini..
Asi Mbojo Palace, now museum. in Bima, NTB
Bima (NTB) is one of the great destination in Indonesian East Coast. Kota penuh sejarah ini memiliki banyak sekali cerita sepanjang perjalanannya. Tentu, tidak ada tempat menggali cerita yang lebih baik daripada museum. So, here we go to Asi Mbojo.. The Sultan's Palace.
Museum yang terletak di pusat kota Bima ini memang sejatinya adalah sebuah istana. Literally istana. Bangunan dua tingkat tersebut dulunya merupakan white house dari Sultan M. Salahuddin, dimana beliau bersama istri dan anaknya tinggal. Lately in early 90, barulah istana ini dialih fungsikan oleh pemerintah Indonesia sebagai cagar budaya dan museum tempat saksi bahwa kesultanan Bima pernah berdiri megah diatasnya.
Photograph of Sultan M.Salahuddin,
The owner of the Palace

Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Nederlandse militairen op bezoek bij Sultan Muhammed Salahuddin van Bima TMnr 10029673.jpg
Sultan and his guest, in his palace
Karena fungsi lamanya sebagai Istana, tentu museum ini tepat berada di jantung Kota Bima. Jadi hampir dipastikan para travelers tidak akan kesusahan mencarinya. Asi Mbojo hanya terletak sekitar 30 menit dari Airport yang diambil dari nama Sultan pemilik istana ini. Untuk mencapainya pun tergolong mudah, traveler bisa pergi ke tempat ini dengan menggunakan taxi, ojek, dan kendaraan umum lainnya. The interesting part about this palace is that this place is placed near town hall, atau alun-alun dan bersebelahan dengan masjid. Yet, it is not because of no reason. Kesatuan antara istana, alun-alun, dan masjid merupakan simbol berkesinambungan antara rakyat (town hall), pemerintah (palace), dan juga ke-Tuhanan/ religi (mosque).
Asi Mbojo, front entrance
Jika kamu menginjakkan kaki di halaman istana ini, hal pertama yang akan membuat kamu terpesona mungkin adalah gaya arsitektur museum ini yang sederhana dan memiliki gaya kolonial belanda. Dengan daun pintu dan jendela yang dibuat tinggi tinggi, di campur dengan tradisional bima yang tersimbolkan dengan bentuk atapnya. Sementara di dalam interiornya, para travelers akan menemukan benda benda peninggalan kesultanan yang menceritakan banyak tentang sejarah keemasan Bima dan juga sedikit potongan cerita tentang kemerdekaan Republik Indonesia.
AsiMbojo Collection: Baju kebesaran Sultan,
dipakai untuk menghadiri upacara besar/adat
AsiMbojo Collection: Old Holy Quran
believed as one of Sultan's property
  
AsiMbojo Collection: Bung Karno's Room
Kamar bung Karno ketika bertandang ke Kesultanan Bima
AsiMbojo Collection: Kompeni's Cannon
Believed as Holland's Cannon. Placed around palace sites
Pada lantai dasar, koleksi museum banyak dipenuhi oleh jajaran benda benda dan artefak zaman kolonial Belanda seperti foto foto yang diambil sekitar era kemerdekaan. Beberapa juga menunjukkan tentang identitas masyarakat Bima seperti alat alat tenun, pakaian adat, alat masak & alat makan khas Bima, dan juga senjata tradisional mereka. Di bagian belakang bahkan terdapat maklumat bersejarah yang menyatakan bahwa Kerajaan Bima bergabung dalam pemerintahan Republik Indonesia.
Sementara itu, berbeda dengan lantai dibawahnya, lantai dua museum Asi Mbojo ini berisi kamar kamar yang ditata begitu rupa sehingga mirip sebagaimana fungsinya seperti dahulu kala. Kamar kamar tersebut termasuk kamar tidur utama milik Sultan Salahuddin dan istrinya ST Aisyah, kamar tidur anak, ruang kerja Sultan, dan bahkan satu kamar yang diberi nama kamar Bung Karno (picture above). Secara umum, lantai dua museum ini mirip diorama raksasa dimana kamu para travelers bisa menjelajahi tiap sudut dan ceritanya. Disini, para travelers sejati dapat menemukan banyak makna yang tersembunyi dari sebuah sejarah yang dapat memberikan mereka banyak pelajaran tentang kehidupan, dan bagaimana menjalani hidup lebih baik dengan berkaca pada masa lalu.




Come and Visit Asi Mbojo Museum / Palace
Jalan Sultan Ibrahin no 2 Kota Bima, NTB
Admission : Rp.10.000 / 1$
Open : Selasa - Sabtu / Tue - Sat
Closed : Minggu & Senin / Sun & Mon
Open Hours : 07.30 am - 2.30 pm

Inspired by RoFA kompas TV. Sabtu, 6 Agustus 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar